Menikah itu seperti orang bodoh yang butuh pemikiran, kalo bercerai itu ngga berpikiran. Sudah bisa berpikir kok mau kembali bodoh lagi?
Saat seseorang mengatakan itu, saya hanya hanya bisa tersenyum.
Yaa, kau benar.
Mungkin dulu saya memang bodoh, menikah tanpa berpikir dalam. Sehingga saat memilih bercerai, justru saya baru berpikir panjang. Sungguh anomali bukan?
Tapi tak apa, lebih baik bodoh sekali daripada bodoh berulang kali.
Itulah yang membuat saya pun hanya mampu tersenyum saat teman2 bertanya kenapa masih juga sendiri.
Bagi saya, keputusan menikah lagi butuh pemikiran yang sangat panjang, karena menikah bukan sekedar urusan bawah perut semata.
Menikah adalah sebuah keputusan sadar, untuk berani menaklukkan segala ketakutan diri. Keberanian untuk berkomitmen menumbuhkan sakinah hingga akar mawaddah dan tanah rohmah tak mengering. Kesediaan membangun cinta hingga ke surga.
Jadi dulu kamu ngga sadar gitu ran?
Oh tidakkk, dulu saya hanya kurang pintar 😌
Maka untukmu yang belum dan akan menikah, aku berpesan..
Nikahilah dia yang takut pada Allah, hingga ia pun takut menyakitimu. Seseorang yang tak pernah memintamu jadi orang lain dan senantiasa menerima kekuranganmu.
Menikahlah dengan dia yang menghormatimu, menyayangimu dan menguatkanmu dalam ketaatan. Seorang sahabat setia dalam perjalanan mengejar cita dan impianmu.
Menikahlah dengan dia yang santun perangainya, lagi lembut tutur katanya. Seseorang yang tidak hanya membuatmu tertawa, tapi juga mampu membuatmu menangis karena ketulusan hatinya.
What's for you can never pass you by. It will come to you no matter how far you separated (anonymous)
Di bawah rintik hujan nimbustratus,
Aksara Rani
Menulis ocehan "bodoh"
Comments